Judul Buku : 9 Summers 10 Autums Dari Kota Apel
ke The Big Apple
Penulis :
Iwan Setiawan
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit :
2011
Halaman : 223
ISBN : 978-979-22-6766-2
Cetakan I : Februari 2011
Aku juga ingin kasih tau
bahwa hari ini ada berita cukup mengejutkan di kantor ! Barusan aku
dipromosikan menjadi Senior Manager, Operation Niels Consumer Research New York
! Nggak nyangka sama sekali,setelah lima tahun di new York, dengan berbekla
ijazah lokal,aki bisa meraih posisi ini. Siapa sangka,anak seorang sopir bisa
hidup di New York dan mendapatkan penghargaan seperti ini. Ini lebih dari
mimpiku. Mbak Isna, Mbak Inan,Rini,dan Mira,dearest,
Begitulah isi
sepucuk surat yang dikirim oleh Iwan kepada keluarga tercinta. Novel bergambar
apel ini menceritakan tentang perjuang dan perjalanan seorang bocah dari Kota
Apel yang bisa meraih mimpinya ke kota The Big Apple, New York City. Novel ini
sendiri diilhami dari kisah nyata penulisnya Iwan Setiawan.
Saat itu ketika
Iwan bergegas menuju Stasiun Fleetwood untuk naik kereta Metro North ke
Manhattan untuk melihat pesta kembang api pertamnaya,dating dua orang laki-laki
tinggi dan besar menghampiri dan mencengkeram kedua lengannya dengan kasar.
Kedua lelaki tersebut membawa pisau di tangannya dan hendak merampok Iwan.
Untung dating seorang ibu-ibu yang menolongnya. Di tengah ketakutannya itu,ia
melihat seorang bocah kecil berbaju merah putih berdiri di atas jembatan. Bocah
kecil itu sering dilihatnya setelah kejadian itu dan akhirnya menjadi teman
Iwan. Dengan bocah kecil itu Iwan membuka kembali memori masa kecilnya dan
menceritakan kisah tentang dirinya saat di Batu dulu.
Iwan adalah
anak dari seorang sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya dan hanya
menyelesaikan pendidikannya sampaik kelas 2 SMP. Sedangkan ibunya tidak bisa
menyelesaikan pendidikan SD-nya,dia cermin kesederhanaan yang sempurna.
Ditengah kesulitan keluarganya,Iwan dan keempat saudara perempuannya hanya bisa
bermain dengan buku pelajaran dan mencari tambahan uang dengan berjualan atau
membantu usaha tetangganya. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil di Batu.Ruang
tamu yang berukuran 2 x 4,5 menjadi ruangan terbesar untuk berkumpul,mengenal
hati dan memegng hati satu sama lain. Dan setiap kali hujan turun,rumah mereka
tidakluput dari tetesan air hujan dengan beberapa kebocoran disana-sini.