Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 19 Februari 2013

TRAGEDI 10 APRIL 2012


Perjuangan yang dilandasi kebersamaan dan do’a.



Kisah ini terjadi pada tanggal 10 APRIL 2012 di sekolahku tercinta M3K. Sebuah cerita yang tak akan terlupakan oleh anak-anak AR-ROSYID.Kisah ini diawali dengan berbunyinya bel  jam ke 7-8 yaitu dimulainya pelajaran bahasa arab dan yang mengajar adalah wali kelas kami sendiri. Setelah bel itupun bapak guru memasuki kelas dengan tidak melepas sepatunya,oh tidaaaaaaaaaaakkkk … !!!! . Waktu itu di kelas Cuma ada sekitar 3 anak dan pada saat itu juga diumumkan akan ada ujian harian,oh betapa kagetnya kami,selang 10 menit kemudian teman-teman yang dari masjid sudah berkumpul di dalam kelas,bisa dibayangkan ekspresi keterkejutan mereka. Yah apalh boleh buat kami dipaksa mengerjakan soal-soal tersebut tanpa persiapan sebelumnya. Wjah anak-anak Ar-Rosyid terlihat bingung dengan 2 kamus tebal2 di depan mereka,tapi percuma saja ada kamus tapi klo tidak berguna L . Lalu tidak cukup sampai disitu kunci kelaspun disita oleh wali kelas tanpa alasan. Akhirnya dengan wajah yang sangat terpaksa kami menyerahkan kunci tersebut antara rela dan tidak rela. Namun kami mencoba menghilangkan perasaan yang campur aduk tersebut,karena sepulang sekolah akan ada pertandinga basket dan sepak bola kami mencoba tenang.

Tiba saatnya pertandingan basket dimulai,pertandinganpun berjaln sangat ketat dan menegangkan sekali apalagi pada saat yang bersamaan team sepak bola main yang tak lain kaptennnya adalah pelatih team basket kami.Team basket Ar-Rosyid terlihat sangat lelah sekali menghadapi perlawanan yang bisa dibilang sangat keras sekali,disituasi seperti ini kami harap-harap cemas dan takk lupa kami berdo’a agar diberikan yang terbaik. Akhirnya team lawan pun berhasil unggul dari kami,kami mulai bingung namun teman2 tetap semangat untuk terus maju dan akhirnya kami mengejar 2 angka di bawahnya,namun Sang Maha Kuasa berkehendak lain kami kalah.Dan kami dengan ikhlas menerima kekalhan tersebut.Tanpa buang-buang waktu kami pun menuju lapangan untuk member dukungan pada tean AXCIP FC (gabungan tiga kelas) ,lagi2 dengan perasaan gado-gado.
Setibanya di lapangan  kami mengubah air wajah kami ceria agar sang coach basket dapat bermain maksimal. Di lapangan ternyata pertandingan juga berjalan sangat menegangkan. Kami pun tegang juga menyaksikannya,tetap kami berikan dukunga. Tak berapa lam kemudian langit pun mengeluarkan tetesan2 beningnya,HUUUUUJJJAAAANNN ya hujan pun turun seakan ikut menangisi kekalahan yang kita perjuangkan pada kesempatan basket tadi. Hujjjan pun turun dengan derasnya mengiringi perjuangan AXCIP FC,dan anehnya hujan ini hanya berlangsung sekitar 10 menit lalu berhenti seolah-olah tidak ada hujan yang turun. Sampai detik terakhir pun kedudukan masih tetap sama,akhirnya setelah perpanjangan waktu tak membuahkan hasil,akmi pun dipaksa untuk melakukan tendangan penalty. Disini kami sangat cemas melihat penalty,karena pada pertandingan sebalumnya kami juga melakukan hal yang sama,namun nasib kita hari itu berkata lain kami KALAH dalam tendangan adu penalty L . Ya… sedih itulah yang kami rasakan,namun kami sadar sekeras apapun kami berusaha dan berdo’a,jika ALLAH tidak mengizinkan tidak akan ada lampu hijau. Kami yakin itulah hasil yang terbaik untuk kami.
Tak berhenti hanya disitu,saat kami berjalan menuju ke kelas ada orang yang mengejak kita,kita hanya bisa diam dan menahan emosi. Kami sangat marah. Karena mereka tidak tahu dan mengerti arti kebersamaan,do’a,dan hasil yang terbaik dari Allah. Mereka berkata begitu mungkin karena mereka belum menerima kekalahan mereka atas kami, sungguh ironis sekali,Astagfirullah hal’adzim,ya kami hanya bisa berucap kata tersebut dlam hati dan kami mengikhlasannya. Kami juga mendengar ada gossip yang menyebutkan bahwa kami telah menggunakan DUKUN, ASTAGFIRULLAH HAL’ADZIM ya Allah ampunilah dosa hambamu yang telah salah paham tersebut. Kenapa kami harus menggunakan dukun,padahal jelas2 pada pelajaran dijelaskan hal itu sangat dilarang. Sungguh keterlaluan sekali orang yang menuduh kami begitu. Padahal kemenangan pada babak penyisihan itu mutlak adalah USAHA dan DO’A kami semua. Tapi ya sudahlah mungkin ini cara ALLAH untuk melatih kesabaran kita,itu artinya ALLAH masih sayang sama kita.
Tiba di kelas pintu sudah tertutup dan semua barang-barang kami ada disana, ya kelas telah dikunci oleh bapak pemegang kunci , kami menyadari kunci yang diberikanpun hilang. Satu persatu teman ditanyai tidak ada yang membawa kunci tersebut. Dan kami pun memutuskan untuk meminjam kunci pada yang berhak mengunci kelas kami. Lalu kami mengingat2 sambil menunggu kunci dimana terakhir menaruhnya,dan benar saja ternyata kunci tertinggal dilapangan basket,dan lapngan itupun telah terkunci juga L . Setelah kunci datang kami mulai mencoba membuka kelas,namun tak ada kunci yang cocok,akhirnya kami meminjam kunci lapangan basket untuk mengambil kunci yang tertinggal.Dan Alhamdulillah berhasil dan kelaspun dapat dibuka.Dan saat itu hari sudah menunjukkan pukul 5.30 sore kami baru bisa pulang. Langit sore itu mendung mengiringi kesedihan kami. Namun pada hari itu tanpa kita sadari kita telah diuji dan mempererat pertemanan yang terjalin antara kami semua selama 2 tahun.Kebersamaan yang tak ternilai harganya. Lalu kami pulang kerumah masing-masing dengan perasaan kesal dihati. Sebuah pelajran yang sangat berharga bagi kami semua. Perjuangan yang dilandasi kebersamaan dan do’a.


0 komentar:

Posting Komentar