Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 25 Februari 2013

Kecantikan Bukanlah Segalanya


Judul  Buku              : Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang               : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                   : Republika
Kota Terbit             : Jakarta
Tahun Terbit           : 2005
Tebal Halaman       : vii + 111 halaman 20.5 X 13.5


            Buku  yang  tebalnya 111 halaman ini menceritakan tentang tokoh Aku yang benar-benar menggilai  pesona  Cleopatra. Tokoh Aku sudah mempunyai  kriteria-kriteria sendiri  tentang calon  istri yang didambakannya. Tinggi semampai , wajahnya putih  jelita ,dengan hidung melengkung indah, mata bulat  bening khas Arab, dan bibir yang cerah, begitulah gambaran gadis titisan Cleopatra yang dijadikannya  penilaian dalam memilih calon istri.

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.
”Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu.
“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada mengiba.

          Pergulatan batin pun tak terelakkan,antara keinginannya memiliki  pesona Cleopatra atau bakti kepada ibu yang telah melahirkannya. Keputusan untuk tidak mengecewakan sang ibu tercinta pun akhirnya yang dimenangkan oleh batinnya,meskipiun itu artinya harus mengorbankan dirinya. Pernikahan antara Aku dan Raihana pun terjadilah. Sedikit kecewa Karena garis-garis kecantikan Cleopatra tidak ia temui dalam diri Raihana. Sebisa mungkin Ia mencoba mencintai istrinya tersebut dengan berbagai cara . 
Namun,usaha tersebut selalu  saja  berbuah kesia-siaan belaka,pesona Cleopatra terlanjur mengakar kuat di dalam otaknya.Rasa kecewa,tercekam dan tersiksa mewarnai perjalanan rumah tangga mereka. Dilain pihak, Raihana sangat mencintai sang suami,namun sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga,sikap aneh yang dilakukan suaminya tercium juga oleh dirinya. “Kalau mas tidak mencintaiku,tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah itu? “ , kata itulah yang akhirnya terucap dari mulut sang istri. Tangisan dan ratapan  Raihana pun tak juga meluluhkan hatinya,cinta tak kunjung datang di hatinya. Perempuan berjilbab yang satu ini memang luar biasa, ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini.Kepura-puraan sikap manis dan bersahabat yang ditunujukkan tokoh aku akhirnya menjadi jalan keluar yang terakhir. Raihana pun hamil dan saat memasuki usia kehamilan bulan keenam.,Raihana minta ijin untuk tinggal bersama kedua orangtuanya.
            Pada suatu hari aku berkenalan dengan Pak Qalyubi. Dosen bahasa Arab dari Medan. Ternyata dia menempuh S1- nya di Mesir. Dia pulang ketanah air tiga tahun sebelum aku datang ke Mesir. Dari situlah,Pak Qalyub bercerita tentang kisahnya yang menikahi seorang gadis Mesir yang sangat cantik,namun pada akhirnya beliau bercerai. Perceraian yang terjadi diakibatkan karena ternyata si cantik Mesir itulah yang menunutut bercerai dikarenakan Pak Qalyubi yang tidak mampu mencukupi kebutuhannya yang terbilang tergolong mewah.Juga karena pengakuan si gadis Mesir yang bercerita bahwa dirinya  ditelpon teman dan kekasih lamanya saat kulia dulu. Teman lamanya itu telah menjadi bisnisman sukses di Cairo. Kebetulan istrinya baru saja meninggal dunia. Yasmin diajak makan siang dihotelnya. Dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. “Istri yang cantik tapi berperangan buruk adalah saksikan yang paling menyakitkan bagi seorang suami”,ungkap beliau. Cerita Pak Qalyubi sontak membuat aku kaget dan menyadari kekeliruannya selama ini. Rasa rindu akan kehadiran Raihana pun tiba-tiba mengusik jiwanya. Rasa sayang cintaku pada Raihana tiba-tiba terasa begitu kuat mengakar di seluruh syaraf dan nadi. Dan sukmaku diliputi rasa rindu luar biasa.Lalu,ditemuilah Raihana ditempat mertuanya,namun kenyataan yang tak pernah dibayangkannya menyambut kedatangan niat baiknya saat itu, “isterimu telah meninggal dunia. Satu minggu yang lalu. Dia terjatuh dikamar mandi”,begitulah kata mertuanya. Rasa sedih dan bersalah tak bisa dihindarinya lagi. Ibarat peribahasa nasi sudah menjadi bubur,sesal kemudian tiada berguna.
            Dari novel ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa kecantikan itu bukanlah segalanya.Kecantikan tidak menjamin akhlaq yang baik pula pada pemiliknya.Juga mengajarkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh-NYA,sebelum nikmat itu diambil dari kita.        


0 komentar:

Posting Komentar