Judul Buku : Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang :
Habiburrahman El Shirazy
Penerbit :
Republika
Kota Terbit :
Jakarta
Tahun Terbit : 2005
Tebal Halaman : vii + 111 halaman 20.5 X 13.5
Buku yang tebalnya 111 halaman ini menceritakan tentang
tokoh Aku yang benar-benar menggilai
pesona Cleopatra. Tokoh Aku sudah
mempunyai kriteria-kriteria sendiri tentang calon
istri yang didambakannya. Tinggi semampai , wajahnya putih jelita ,dengan hidung melengkung indah, mata
bulat bening khas Arab, dan bibir yang
cerah, begitulah gambaran gadis titisan Cleopatra yang dijadikannya penilaian dalam memilih calon istri.
Dengan
panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan
dengan Raihana yang tak pernah kukenal.
”Ibunya
Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo
dulu” kata ibu.
“Kami
pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh
tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada
mengiba.
Pergulatan batin pun tak
terelakkan,antara keinginannya memiliki
pesona Cleopatra atau bakti kepada ibu yang telah melahirkannya.
Keputusan untuk tidak mengecewakan sang ibu tercinta pun akhirnya yang
dimenangkan oleh batinnya,meskipiun itu artinya harus mengorbankan dirinya.
Pernikahan antara Aku dan Raihana pun terjadilah. Sedikit kecewa Karena
garis-garis kecantikan Cleopatra tidak ia temui dalam diri Raihana. Sebisa
mungkin Ia mencoba mencintai istrinya tersebut dengan berbagai cara .
Namun,usaha tersebut selalu saja
berbuah kesia-siaan belaka,pesona Cleopatra terlanjur mengakar kuat di
dalam otaknya.Rasa kecewa,tercekam dan tersiksa mewarnai perjalanan rumah
tangga mereka. Dilain pihak, Raihana sangat mencintai sang suami,namun
sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga,sikap aneh yang
dilakukan suaminya tercium juga oleh dirinya. “Kalau mas tidak
mencintaiku,tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah itu? “ , kata itulah yang akhirnya
terucap dari mulut sang istri. Tangisan dan ratapan Raihana pun tak juga meluluhkan hatinya,cinta
tak kunjung datang di hatinya. Perempuan berjilbab yang satu ini memang luar biasa, ia tetap sabar
mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama
ini.Kepura-puraan sikap manis dan bersahabat yang ditunujukkan tokoh aku
akhirnya menjadi jalan keluar yang terakhir. Raihana pun hamil dan saat
memasuki usia kehamilan bulan keenam.,Raihana minta ijin untuk tinggal bersama
kedua orangtuanya.
Pada suatu hari aku berkenalan dengan Pak Qalyubi. Dosen
bahasa Arab dari Medan. Ternyata dia menempuh S1- nya di Mesir. Dia pulang
ketanah air tiga tahun sebelum aku datang ke Mesir. Dari situlah,Pak Qalyub
bercerita tentang kisahnya yang menikahi seorang gadis Mesir yang sangat
cantik,namun pada akhirnya beliau bercerai. Perceraian yang terjadi diakibatkan
karena ternyata si cantik Mesir itulah yang menunutut bercerai dikarenakan Pak Qalyubi
yang tidak mampu mencukupi kebutuhannya yang terbilang tergolong mewah.Juga
karena pengakuan si gadis Mesir yang bercerita bahwa dirinya ditelpon teman dan kekasih lamanya saat kulia
dulu. Teman lamanya itu telah menjadi bisnisman sukses di Cairo. Kebetulan
istrinya baru saja meninggal dunia. Yasmin diajak makan siang dihotelnya. Dan
dilanjutkan dengan perselingkuhan. “Istri yang cantik tapi berperangan buruk
adalah saksikan yang paling menyakitkan bagi seorang suami”,ungkap beliau.
Cerita Pak Qalyubi sontak membuat aku kaget dan menyadari kekeliruannya selama
ini. Rasa rindu akan kehadiran Raihana pun tiba-tiba mengusik jiwanya. Rasa
sayang cintaku pada Raihana tiba-tiba terasa begitu kuat mengakar di seluruh
syaraf dan nadi. Dan sukmaku diliputi rasa rindu luar biasa.Lalu,ditemuilah
Raihana ditempat mertuanya,namun kenyataan yang tak pernah dibayangkannya
menyambut kedatangan niat baiknya saat itu, “isterimu telah meninggal dunia.
Satu minggu yang lalu. Dia terjatuh dikamar mandi”,begitulah kata mertuanya.
Rasa sedih dan bersalah tak bisa dihindarinya lagi. Ibarat peribahasa nasi sudah menjadi bubur,sesal kemudian
tiada berguna.
Dari novel ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa
kecantikan itu bukanlah segalanya.Kecantikan tidak menjamin akhlaq yang baik
pula pada pemiliknya.Juga mengajarkan kita untuk selalu mensyukuri nikmat yang
diberikan oleh-NYA,sebelum nikmat itu diambil dari kita.
0 komentar:
Posting Komentar